Setelah melalui beberapa tahapan dan jadwal yang udah disusun dari bulan April 2010 serta pembahasan di tim RUPS beserta eksternal maka kembali berlangsung Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Perusahaan ini biasa disebut PGN dengan kode saham PGAS di Bursa Efek Indonesia. RUPS tersebut berlangsung dengan baik pada hari yang baik (lucky day) tanggal 17 Juni 2010, Kamis, di Ball Room Hotel Four Seasons, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, dengan dihadiri oleh 79,3 persen pemegang saham.
.
Peserta Rapat adalah para pemegang saham atau kuasanya yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2010 selambat-lambatnya pada pukul 16.00 WIB, atau pemilik saldo dalam sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada penutupan perdagangan saham PGAS di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Juni 2010. Gak perlu bawa kartu pemberitahuan tapi cukup pake KTP yang kita gunakan waktu daftar jadi pemegang saham. Gitu aja kok. Gampang kan?
.
Nah, walaupun aku panitia masih punya saham PGAS sisa MSOP dan ESOP jaman dulu.;-) Lumayan, selain dapat tas yang berisi Tata Tertib RUPS, Annual Report, Sustainability Report, Surat Suara, Pulpen PGN, dan pas pulangnya dapat Ransel (Backpack) PGN yang keren. Tentunya plus makan siang gratis sebelum RUPS.
.
Oh ya, selain pemegang saham, peserta rapat adalah para undangan yang hadir atas undangan Direksi. Tapi para undangan ini tidak mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat. Sedangkan dari Kementrian BUMN, mewakili Pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham mayoritas dan saham Seri A Dwiwarna, yang hadir adalah Deputi Pertambangan, Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi BUMN, Sahala Lumban Gaol beserta timnya (Asisten Deputi Urusan Usaha Energi Jarman, Luizah, dll.) seperti biasa.
.
RUPS PGN kali ini punya enam agenda rapat yaitu (1) persetujuan laporan tahunan, (2) pengesahan laporan perhitungan tahunan, (3) penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2009, (4) penunjukan Kantor Akuntan Publik tahun buku 2010, (5) penetapan remunerasi bagi anggota dewan komisaris dan direksi, (6) perubahan pengurus perseroan. Rapat kali ini dipimpin langsung oleh Komisaris Utama, Tengku Nathan Machmud. Beliau juga merupakan Komisaris Independen.
.
Agenda 1 dan 2 berlangsung tidak begitu lama. Dalam hal ini terlihat jelas PGN mencatat kenaikan laba bersih sebanyak 882,72 persen menjadi sebanyak Rp 6,229 triliun. Meningkat tajam dibandingkan laba tahun 2008 yang hanya sebesar Rp 634 miliar. Laporan Keuangan PGN tahun 2009 itu telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja (member firm Ernst & Young Global). Sedangkan dalam kinerja operasional, volume penjualan meningkat 37%, dari 578 mmscfd menjadi 792 mmscfd. Klo Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan telah diaudit oleh KAP Mannan dan Rekan.
.
Itulah mengapa tema Laporan Tahunan 2009 adalah Tumbuh Menuju Keberhasilan (Growing Towards Excellence) sedangkan tema Laporan Keberlanjutan 2009 adalah Memupuk Pertumbuhan (Nurturing Growth). Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) itu merupakan laporan tahunan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
.
Agenda 1 dan 2 tersebut dipresentasikan secara bergantian oleh Direktur Utama Hendi Prio Santoso, Direktur Keuangan M. Riza Pahlevi Tabrani, Direktur Pengusahaan Michael Baskoro Palwo Nugroho serta dua orang anggota Dewan Komisaris, Ilyas Saad dan Kardaya Warnika. Cuma Direktur Pengembangan Bambang Banyudoyo yang gak presentasi dan gak berbicara sepanjang RUPS ini. Mungkin karena tidak ada materi khusus proyek atau tidak ada pertanyaan tentang proyek PGN yang merupakan domain Direktur Pengembangan. Walaupun begitu, kedua agenda tersebut langsung disetujui dan disahkan RUPS.
.
Jadi lengkapnya, dalam Agenda 1 tersebut, RUPS menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2009 termasuk Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2009, dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2009. Sedangkan dalam agenda 2, RUPS mengesahkan Laporan Perhitungan (maksudnya adalah Laporan Keuangan yang telah diaudit) Tahunan Perseroan Tahun Buku 2009, termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2009, dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2009, sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab para angota Direksi dan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2009. Dengan selesainya kedua agenda ini maka hilanglah stressku sebagai tim akuntansi dan tim laporan tahunan PGN.;-)
.
Sebagaimana setiap RUPS maka yang ditunggu-tunggu adalah pengumuman dividen atau dalam bahasa agenda 3 ini adalah penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2009. Dalam RUPS ini ditetapkan bahwa PGN akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2009 yang totalnya berjumlah Rp3,5 triliun. Sebenarnya sih totalnya sekitar Rp3,73 triliun yang setara dengan 60 persen dari total laba bersih tahun 2009 yang sebesar Rp 6,223 triliun. Namun pada tanggal 23 Desember 2009 telah dibayarkan dividen interim sebesar Rp200-an milyar yang merupakan uang muka.
.
Angka itu pun, yang disetujui oleh pemegang saham, sebenarnya lebih tinggi dari yang diajukan oleh manajemen yakni 55 persen dari laba bersih. Walaupun begitu PGN kayaknya masih mampu membiayai proyek-proyek yang akan berlangsung dengan menggunakan internal cash flow yang lumayan besar. Jadi, sebenarnya, persetujuan 60% ini menunjukkan keyakinan pemegang saham akan kondisi keuangan PGN.
.
Emang sih, klo kita lihat laporan keuangan 2009 dan yang ini mungkin yang juga dilihat pemegang saham, bahwa saldo kas/bank akhir tahun 2009 tidak berbeda jauh dengan laba bersih 2009. Sama-sama sekitar Rp 6 triliun. Jarang-jarang lho saldo kas/bank mendekati laba bersih.:)
.
Nah, dengan angka tersebut, setiap pemegang saham akan mendapatkan Rp144,2 untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Tentunya dihitung berdasarkan jumlah saham yang diterbitkan setelah memperhitungkan dividen interim yang telah dibayarkan pada Desember 2009.
.
Pada Agenda 4 yang dipresentasikan oleh Nenny Miryani Saptadji selaku anggota Dewan Komisaris merangkap Ketua Komite Audit tentang proses pemilihan Kantor Akuntan Publik. Beliau juga merupakan Komisaris Independen. Dalam agenda 4 ini ditetapkan RUPS bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan mengaudit laporan keuangan tahun 2010 adalah KAP Purwantono, Suherman dan Surja (member firm Ernst & Young Global). Susanti dan Lanny Then yang merupakan undangan langsung terlihat jelas senyumnya walau dari jauh.;-)
.
Dalam Agenda 5 mengenai remunerasi yang agak sensitif, dipresentasikan oleh Kiagus Ahmad Badaruddin selaku anggota Dewan Komisaris dan Ketua Komite Renumerasi dan Nominasi. Dalam presentasinya yang menggunakan Watson diusulkan kenaikan gaji Direksi dan Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris. Namun akhirnya ditetapkan bahwa gaji direksi tidak naik. Aku sih sebenarnya setuju aja dengan usulan itu yang menggunakan Watson yang tidak mengenal perbedaan gaji atas Direktur Keuangan dan Direktur Pengusahaan. Semua Direksi (kecuali Direktur Utama) sama gajinya. Mudah-mudahan ke jajaran dibawahnya juga tidak ada perbedaan gaji antar fungsi tersebut.
.
Namun demikian, juga ditetapkan bahwa jajaran Komisaris dan Direksi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapat bonus tantiem sebesar Rp 29,87 miliar. Angka tersebut setara 0,48 persen dari total laba bersih tahun 2009 yang sebesar Rp 6,223 triliun. Dicontohkan dalam RUPS itu Hendi Prio Santoso selaku Direktur Utama akan mendapatkan tantiem Rp 4 Miliar termasuk pajak. Sedangkan direksi yang lain 90% dari jumlah itu.
.
Nah, dalam pembahasan tantiem ini sebenarnya hampir segenap jajaran PGN berharap Pak Sahala mempertanyakan bonus pegawai seperti biasa dilakukan oleh Deputi Meneg BUMN sebelumnya, Roes Aryawijaya. Ternyata setelah ditunggu-tunggu gak ada tuh ditanyakan. Kita juga berharap dari SP (Serikat Pekerja) menanyakan hal itu seperti pada RUPS tahun lalu. Eh, ternyata Ketua SP terlambat datang sehingga suaranya tidak dihitung dan tidak berhak bertanya. Sayangnya pengurus SP yang lain kok diem aja ya...? :(
.
Akhirnya, dalam Agenda 6, yang paling sensitif, yang amplopnya langsung dibuka oleh Pemimpin Rapat, Komisaris Utama, Tengku Nathan Mahmud, dalam RUPS tersebut telah disetujui susunan direksi yaitu Hendi Prio Santoso sebagai Direktur Utama, Michael Baskoro Palwo Nugroho, Bambang Banyudoyo, dan M. Riza Pahlevi Tabrani sebagai Direktur perseroan. Sebenarnya gak ada yang baru. Klo dibandingkan dengan RUPS yang lama malah berkurang dua orang, yaitu Djoko Pramono dan Sutikno. Hal ini sehubungan dengan pemberhentian Djoko Pramono dan pengunduran diri Sutikno sebagai Direktur perseroan sejak 15 Maret 2010. Jadi pada dasarnya tidak ada perubahan direksi eksisting dengan posisi Direktur Umum yang kosong.
.
Saat ini katanya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang sedang melakukan pencarian untuk mengisi posisi direksi yang kosong tersebut. Pengangkatan akan dilakukan pada RUPSLB perseroan selanjutnya. Gak tahu kapan akan dilakukan pengisian. Masalah posisi kosong tersebut akan diserahkan kepada dewan komisaris perseroan, apakah akan dirangkap jabatan atau dibiarkan kosong untuk sementara waktu.
..
Peserta Rapat adalah para pemegang saham atau kuasanya yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Juni 2010 selambat-lambatnya pada pukul 16.00 WIB, atau pemilik saldo dalam sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia pada penutupan perdagangan saham PGAS di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Juni 2010. Gak perlu bawa kartu pemberitahuan tapi cukup pake KTP yang kita gunakan waktu daftar jadi pemegang saham. Gitu aja kok. Gampang kan?
.
Para Pemegang Saham PGAS Mulai Berdatangan di RUPS 17 Juni 2010
.Nah, walaupun aku panitia masih punya saham PGAS sisa MSOP dan ESOP jaman dulu.;-) Lumayan, selain dapat tas yang berisi Tata Tertib RUPS, Annual Report, Sustainability Report, Surat Suara, Pulpen PGN, dan pas pulangnya dapat Ransel (Backpack) PGN yang keren. Tentunya plus makan siang gratis sebelum RUPS.
.
Petugas Penerima Undangan RUPS 17 Juni 2010
Dini Mentari, Joice Tampubolon, Jernih Deborah Sinaga (duduk), Kusnadi
.Oh ya, selain pemegang saham, peserta rapat adalah para undangan yang hadir atas undangan Direksi. Tapi para undangan ini tidak mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat. Sedangkan dari Kementrian BUMN, mewakili Pemerintah Republik Indonesia selaku pemegang saham mayoritas dan saham Seri A Dwiwarna, yang hadir adalah Deputi Pertambangan, Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi BUMN, Sahala Lumban Gaol beserta timnya (Asisten Deputi Urusan Usaha Energi Jarman, Luizah, dll.) seperti biasa.
.
Deputi Pertambangan, Industri Strategis, Energi, dan Telekomunikasi BUMN,
Sahala Lumban Gaol
.Sahala Lumban Gaol
RUPS PGN kali ini punya enam agenda rapat yaitu (1) persetujuan laporan tahunan, (2) pengesahan laporan perhitungan tahunan, (3) penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2009, (4) penunjukan Kantor Akuntan Publik tahun buku 2010, (5) penetapan remunerasi bagi anggota dewan komisaris dan direksi, (6) perubahan pengurus perseroan. Rapat kali ini dipimpin langsung oleh Komisaris Utama, Tengku Nathan Machmud. Beliau juga merupakan Komisaris Independen.
.
Komisaris Utama PGN Tengku Nathan Machmud
.Agenda 1 dan 2 berlangsung tidak begitu lama. Dalam hal ini terlihat jelas PGN mencatat kenaikan laba bersih sebanyak 882,72 persen menjadi sebanyak Rp 6,229 triliun. Meningkat tajam dibandingkan laba tahun 2008 yang hanya sebesar Rp 634 miliar. Laporan Keuangan PGN tahun 2009 itu telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja (member firm Ernst & Young Global). Sedangkan dalam kinerja operasional, volume penjualan meningkat 37%, dari 578 mmscfd menjadi 792 mmscfd. Klo Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan telah diaudit oleh KAP Mannan dan Rekan.
.
Direktur Utama Hendi Prio Santoso
.Itulah mengapa tema Laporan Tahunan 2009 adalah Tumbuh Menuju Keberhasilan (Growing Towards Excellence) sedangkan tema Laporan Keberlanjutan 2009 adalah Memupuk Pertumbuhan (Nurturing Growth). Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) itu merupakan laporan tahunan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
.
Direktur Keuangan M. Riza Pahlevi Tabrani
.Agenda 1 dan 2 tersebut dipresentasikan secara bergantian oleh Direktur Utama Hendi Prio Santoso, Direktur Keuangan M. Riza Pahlevi Tabrani, Direktur Pengusahaan Michael Baskoro Palwo Nugroho serta dua orang anggota Dewan Komisaris, Ilyas Saad dan Kardaya Warnika. Cuma Direktur Pengembangan Bambang Banyudoyo yang gak presentasi dan gak berbicara sepanjang RUPS ini. Mungkin karena tidak ada materi khusus proyek atau tidak ada pertanyaan tentang proyek PGN yang merupakan domain Direktur Pengembangan. Walaupun begitu, kedua agenda tersebut langsung disetujui dan disahkan RUPS.
.
Direktur Pengusahaan Michael Baskoro Palwo Nugroho (kiri)
dan Direktur Pengembangan Bambang Banyudoyo (kanan)
.Jadi lengkapnya, dalam Agenda 1 tersebut, RUPS menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2009 termasuk Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2009, dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2009. Sedangkan dalam agenda 2, RUPS mengesahkan Laporan Perhitungan (maksudnya adalah Laporan Keuangan yang telah diaudit) Tahunan Perseroan Tahun Buku 2009, termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2009, dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2009, sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab para angota Direksi dan Dewan Komisaris untuk Tahun Buku 2009. Dengan selesainya kedua agenda ini maka hilanglah stressku sebagai tim akuntansi dan tim laporan tahunan PGN.;-)
.
Komisaris Ilyas Saad
.Sebagaimana setiap RUPS maka yang ditunggu-tunggu adalah pengumuman dividen atau dalam bahasa agenda 3 ini adalah penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2009. Dalam RUPS ini ditetapkan bahwa PGN akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2009 yang totalnya berjumlah Rp3,5 triliun. Sebenarnya sih totalnya sekitar Rp3,73 triliun yang setara dengan 60 persen dari total laba bersih tahun 2009 yang sebesar Rp 6,223 triliun. Namun pada tanggal 23 Desember 2009 telah dibayarkan dividen interim sebesar Rp200-an milyar yang merupakan uang muka.
.
Komisaris Kardaya Warnika
.Angka itu pun, yang disetujui oleh pemegang saham, sebenarnya lebih tinggi dari yang diajukan oleh manajemen yakni 55 persen dari laba bersih. Walaupun begitu PGN kayaknya masih mampu membiayai proyek-proyek yang akan berlangsung dengan menggunakan internal cash flow yang lumayan besar. Jadi, sebenarnya, persetujuan 60% ini menunjukkan keyakinan pemegang saham akan kondisi keuangan PGN.
.
Suasana RUPS PGN 17 Juni 2010
. Emang sih, klo kita lihat laporan keuangan 2009 dan yang ini mungkin yang juga dilihat pemegang saham, bahwa saldo kas/bank akhir tahun 2009 tidak berbeda jauh dengan laba bersih 2009. Sama-sama sekitar Rp 6 triliun. Jarang-jarang lho saldo kas/bank mendekati laba bersih.:)
.
Nah, dengan angka tersebut, setiap pemegang saham akan mendapatkan Rp144,2 untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Tentunya dihitung berdasarkan jumlah saham yang diterbitkan setelah memperhitungkan dividen interim yang telah dibayarkan pada Desember 2009.
.
Pada Agenda 4 yang dipresentasikan oleh Nenny Miryani Saptadji selaku anggota Dewan Komisaris merangkap Ketua Komite Audit tentang proses pemilihan Kantor Akuntan Publik. Beliau juga merupakan Komisaris Independen. Dalam agenda 4 ini ditetapkan RUPS bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan mengaudit laporan keuangan tahun 2010 adalah KAP Purwantono, Suherman dan Surja (member firm Ernst & Young Global). Susanti dan Lanny Then yang merupakan undangan langsung terlihat jelas senyumnya walau dari jauh.;-)
.
Nenny Miryani Saptadji
.Dalam Agenda 5 mengenai remunerasi yang agak sensitif, dipresentasikan oleh Kiagus Ahmad Badaruddin selaku anggota Dewan Komisaris dan Ketua Komite Renumerasi dan Nominasi. Dalam presentasinya yang menggunakan Watson diusulkan kenaikan gaji Direksi dan Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris. Namun akhirnya ditetapkan bahwa gaji direksi tidak naik. Aku sih sebenarnya setuju aja dengan usulan itu yang menggunakan Watson yang tidak mengenal perbedaan gaji atas Direktur Keuangan dan Direktur Pengusahaan. Semua Direksi (kecuali Direktur Utama) sama gajinya. Mudah-mudahan ke jajaran dibawahnya juga tidak ada perbedaan gaji antar fungsi tersebut.
.
Kiagus Ahmad Badaruddin
. Namun demikian, juga ditetapkan bahwa jajaran Komisaris dan Direksi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mendapat bonus tantiem sebesar Rp 29,87 miliar. Angka tersebut setara 0,48 persen dari total laba bersih tahun 2009 yang sebesar Rp 6,223 triliun. Dicontohkan dalam RUPS itu Hendi Prio Santoso selaku Direktur Utama akan mendapatkan tantiem Rp 4 Miliar termasuk pajak. Sedangkan direksi yang lain 90% dari jumlah itu.
.
Sebagian Panitia RUPS 17 Juni 2010 Berseragam Batik
Irna Lubis, Irwan, Adolf, Mulyono, Rozani Ismail
.Nah, dalam pembahasan tantiem ini sebenarnya hampir segenap jajaran PGN berharap Pak Sahala mempertanyakan bonus pegawai seperti biasa dilakukan oleh Deputi Meneg BUMN sebelumnya, Roes Aryawijaya. Ternyata setelah ditunggu-tunggu gak ada tuh ditanyakan. Kita juga berharap dari SP (Serikat Pekerja) menanyakan hal itu seperti pada RUPS tahun lalu. Eh, ternyata Ketua SP terlambat datang sehingga suaranya tidak dihitung dan tidak berhak bertanya. Sayangnya pengurus SP yang lain kok diem aja ya...? :(
.
Sebagian teman-teman Akuntansi yang juga ikut RUPS
.Akhirnya, dalam Agenda 6, yang paling sensitif, yang amplopnya langsung dibuka oleh Pemimpin Rapat, Komisaris Utama, Tengku Nathan Mahmud, dalam RUPS tersebut telah disetujui susunan direksi yaitu Hendi Prio Santoso sebagai Direktur Utama, Michael Baskoro Palwo Nugroho, Bambang Banyudoyo, dan M. Riza Pahlevi Tabrani sebagai Direktur perseroan. Sebenarnya gak ada yang baru. Klo dibandingkan dengan RUPS yang lama malah berkurang dua orang, yaitu Djoko Pramono dan Sutikno. Hal ini sehubungan dengan pemberhentian Djoko Pramono dan pengunduran diri Sutikno sebagai Direktur perseroan sejak 15 Maret 2010. Jadi pada dasarnya tidak ada perubahan direksi eksisting dengan posisi Direktur Umum yang kosong.
.
Foto Bersama Seusai RUPS
. Saat ini katanya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang sedang melakukan pencarian untuk mengisi posisi direksi yang kosong tersebut. Pengangkatan akan dilakukan pada RUPSLB perseroan selanjutnya. Gak tahu kapan akan dilakukan pengisian. Masalah posisi kosong tersebut akan diserahkan kepada dewan komisaris perseroan, apakah akan dirangkap jabatan atau dibiarkan kosong untuk sementara waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar