Kamis dini hari, tanggal 24 Juni 2010, aku terbangun oleh SMS yang bertubii-tubi mulai sekitar jam dua pagi. SMS tersebut berasal dari teman2 Divisi Logistik, sesama Panitia Lelang Kantor Pusat, dan juga dari teman2 SBU II Jabati. Isinya semua nyaris sama, yaitu pemberitahuan bahwa Pak Arif Indracahya Lumban Tobing ato yang lebih dikenal dengan Pak Arif Tobing telah meninggal dunia jam 1.35 WIB dini hari di RS Mitra Keluarga Bekasi.
.
Beliau memang sudah dirawat sebulan lebih di RS tersebut karena sakit hati. Katanya sih ada pengerasan hati namun komplikasi dengan ginjal yang mengakibatkan cuci darah rutin. Bahkan minggu-minggu terakhir beliau, cuci darahnya sudah dua kali sehari.
.
Aku ingat Pak Arif ini sejak baru masuk PGN sekitar bulan Agustus-September 1997. Waktu itu aku OJT di Divisi Logitik. Aku banyak dibantu beliau dan bahkan bisa menenangkan aku waktu laporan OJT udah hampir deadline. Pada waktu OJT itu, aku ingat, hanya dua orang yang sangat membantuku, yaitu Pak Arif Tobing di Divisi Logistik dan Pak MAR Zamzami di Divisi Operasi. Mereka orang-orang yang sangat baik kepadaku, Tapi keduanya udah berpulang.
.
Selain itu, aku kembali akrab dengan beliau ketika sama-sama ditugaskan di PGN Cabang Surabaya pada awal tahun 2001. Waktu itu beliau menjadi Kepala Bagian Logistik sedangkan aku menjadi Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Pelaporan Keuangan. Kami bersama beberapa pejabat yang sama-sama baru ditugaskan di PGN Surabaya sempat tinggal di Mess PGN yang di Jl. Ngagel selama empat bulan sampe diusir karena lewat waktu yang seharusnya cuma tiga bulan. Hehehe. Aku merasa sangat dibantu beliau di kantor dan di luar kantor. Beliau dan Pak Hanif Sulaksono (yang juga sudah almarhum) sangat mensupport akuntansi waktu itu.
.
Yang aku ingat beliau ini waktu di Surabaya sangat suka belanja makanan dan minuman. Klo minuman favoritnya waktu itu adalah Coca-Cola, khususnya yang botol besar. Kulkas kami di mess selalu penuh. Begitu juga kulkas beliau di kantor. Hehehe. Sehari bisa lima kali makan. Gak heran badannya tambah subur.
.
Oiya, waktu di Surabaya Pak Arif Tobing ini sempat mengontrak rumah di Jl. Bratang Gede IV/20. Pas beliau pindah ke PGN Cabang Jakarta, aku dan teman-teman sempat pengen melanjutkan kontrakannya beliau. Namun sayang tidak diperbolehkan yang pumya rumah. Sayang, soale rumah itu udah direhab total oleh Pak Arif Tobing yang sangat mementingkan kenyamanan tempat tinggal.
.
Kemudian pas saya kembali ke kantor pusat, beliau sudah kembali juga ke Divisi Logistik dimana sebelumnya beliau sempat bertugas di PGN Cabang Jakarta. Nah, disini saya dan teman-teman Divisi Akuntansi merasa sangat dibantu Pak Arif Tobing beserta Agus Kresnowo dan Hendar dalam hal proses pengadaan KAP (Kantor Akuntan Publik) maupun dalam sistem pergudangan. Selain itu, Pak Arif Tobing sering menjadi tempatku bertukar gosip internal PGN. Hehehe.
.
Pak Arif Tobing itu orang baik. Bahkan mungkin terlalu baik. Karena sejak saya bertemu pertama kali dengannya pada tahun 1997 itu sampai akhir hayatnya, saya tidak pernah konflik dengannya. Bahkan perasaan sebal pun tidak pernah ada. Padahal kami cukup sering bertemu dan ngobrol. Jarang-jarang saya temui orang kayak Pak Arif ini. Sampe-sampe saya pernah bilang dengan beliau tahun lalu bahwa jangan jadi orang yang selalu baik, sekali-kali jahat dikit gak papalah. Soale orang baek cepat meninggal. Aku bilang begitu. Dia cuma tertawa waktu itu.
.
Semua ingatan itu seakan diputar ulang dalam perjalananku ke Bandung bersama teman-teman Divisi Akuntansi dalam rangka melayat ke rumah duka di Jl. Jendral Sudirman 623 (dh. Jl. Warung Muncang no. 2) Komplek Kantor PPTM Bandung. Ini rumah orangtuanya. Soale rumah Pak Arif sendiri di Bekasi. Kami berangkat jam sembilan pagi dan sampe di situ jam sebelas siang. Sekitar jam 12 siang jenazah beliau disholatkan di Mesjid depan rumah itu.
.
Banyak banget orang yang datang melayat. Kebetulan pada malam sebelumnya, Bapaknya Pak Arif ada acara reuni sekolah di Garut. Jadi semua datang ke situ. Trus, kebetulan juga ada acara sarasehan logistik PGN di Bandung yang diikuti seluruh fungsi logistik PGN. Semua juga datang melayat. Krans bunga juga banyak yang datang. Tapi krans bunga dari PGN kok cuma dua (dari Direksi dan Dewan Komisaris) ya yang ada sampe jam 12 itu. Padahal si uda Roevly udah memesan krans bunga dari Divisi Akuntansi.
.
Pak Arif Tobing meninggalkan seorang istri dan seorang anak/putri (kelas 3 SMP). Aku kenal mereka semua waktu di Surabaya. Soale mereka sering mergokin aku jalan-jalan di Tunjungan Plaza. :)
.
May you rest in peace. Selamat Jalan Pak Arif Tobing....
..
Jenazah Pak Arif di Rumah Duka
. Beliau memang sudah dirawat sebulan lebih di RS tersebut karena sakit hati. Katanya sih ada pengerasan hati namun komplikasi dengan ginjal yang mengakibatkan cuci darah rutin. Bahkan minggu-minggu terakhir beliau, cuci darahnya sudah dua kali sehari.
.
Aku ingat Pak Arif ini sejak baru masuk PGN sekitar bulan Agustus-September 1997. Waktu itu aku OJT di Divisi Logitik. Aku banyak dibantu beliau dan bahkan bisa menenangkan aku waktu laporan OJT udah hampir deadline. Pada waktu OJT itu, aku ingat, hanya dua orang yang sangat membantuku, yaitu Pak Arif Tobing di Divisi Logistik dan Pak MAR Zamzami di Divisi Operasi. Mereka orang-orang yang sangat baik kepadaku, Tapi keduanya udah berpulang.
.
Selain itu, aku kembali akrab dengan beliau ketika sama-sama ditugaskan di PGN Cabang Surabaya pada awal tahun 2001. Waktu itu beliau menjadi Kepala Bagian Logistik sedangkan aku menjadi Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Pelaporan Keuangan. Kami bersama beberapa pejabat yang sama-sama baru ditugaskan di PGN Surabaya sempat tinggal di Mess PGN yang di Jl. Ngagel selama empat bulan sampe diusir karena lewat waktu yang seharusnya cuma tiga bulan. Hehehe. Aku merasa sangat dibantu beliau di kantor dan di luar kantor. Beliau dan Pak Hanif Sulaksono (yang juga sudah almarhum) sangat mensupport akuntansi waktu itu.
.
Yang aku ingat beliau ini waktu di Surabaya sangat suka belanja makanan dan minuman. Klo minuman favoritnya waktu itu adalah Coca-Cola, khususnya yang botol besar. Kulkas kami di mess selalu penuh. Begitu juga kulkas beliau di kantor. Hehehe. Sehari bisa lima kali makan. Gak heran badannya tambah subur.
.
Oiya, waktu di Surabaya Pak Arif Tobing ini sempat mengontrak rumah di Jl. Bratang Gede IV/20. Pas beliau pindah ke PGN Cabang Jakarta, aku dan teman-teman sempat pengen melanjutkan kontrakannya beliau. Namun sayang tidak diperbolehkan yang pumya rumah. Sayang, soale rumah itu udah direhab total oleh Pak Arif Tobing yang sangat mementingkan kenyamanan tempat tinggal.
.
Kemudian pas saya kembali ke kantor pusat, beliau sudah kembali juga ke Divisi Logistik dimana sebelumnya beliau sempat bertugas di PGN Cabang Jakarta. Nah, disini saya dan teman-teman Divisi Akuntansi merasa sangat dibantu Pak Arif Tobing beserta Agus Kresnowo dan Hendar dalam hal proses pengadaan KAP (Kantor Akuntan Publik) maupun dalam sistem pergudangan. Selain itu, Pak Arif Tobing sering menjadi tempatku bertukar gosip internal PGN. Hehehe.
.
Menuju Rumah Duka
.Pak Arif Tobing itu orang baik. Bahkan mungkin terlalu baik. Karena sejak saya bertemu pertama kali dengannya pada tahun 1997 itu sampai akhir hayatnya, saya tidak pernah konflik dengannya. Bahkan perasaan sebal pun tidak pernah ada. Padahal kami cukup sering bertemu dan ngobrol. Jarang-jarang saya temui orang kayak Pak Arif ini. Sampe-sampe saya pernah bilang dengan beliau tahun lalu bahwa jangan jadi orang yang selalu baik, sekali-kali jahat dikit gak papalah. Soale orang baek cepat meninggal. Aku bilang begitu. Dia cuma tertawa waktu itu.
.
Rumah Duka
.Semua ingatan itu seakan diputar ulang dalam perjalananku ke Bandung bersama teman-teman Divisi Akuntansi dalam rangka melayat ke rumah duka di Jl. Jendral Sudirman 623 (dh. Jl. Warung Muncang no. 2) Komplek Kantor PPTM Bandung. Ini rumah orangtuanya. Soale rumah Pak Arif sendiri di Bekasi. Kami berangkat jam sembilan pagi dan sampe di situ jam sebelas siang. Sekitar jam 12 siang jenazah beliau disholatkan di Mesjid depan rumah itu.
.
Para Pelayat yang Menunggu di depan Rumah
Sementara Jenazah Pak Arif Sedang Diholatkan di Mesjid dekat situ.
.Banyak banget orang yang datang melayat. Kebetulan pada malam sebelumnya, Bapaknya Pak Arif ada acara reuni sekolah di Garut. Jadi semua datang ke situ. Trus, kebetulan juga ada acara sarasehan logistik PGN di Bandung yang diikuti seluruh fungsi logistik PGN. Semua juga datang melayat. Krans bunga juga banyak yang datang. Tapi krans bunga dari PGN kok cuma dua (dari Direksi dan Dewan Komisaris) ya yang ada sampe jam 12 itu. Padahal si uda Roevly udah memesan krans bunga dari Divisi Akuntansi.
.
Krans Bunga Duka Cita yang Berderet
.Pak Arif Tobing meninggalkan seorang istri dan seorang anak/putri (kelas 3 SMP). Aku kenal mereka semua waktu di Surabaya. Soale mereka sering mergokin aku jalan-jalan di Tunjungan Plaza. :)
.
Istri dan Putri Pak Arif Tobing
.May you rest in peace. Selamat Jalan Pak Arif Tobing....
Photoslide Selamat Jalan Pak Arif Tobing
Salam,
BalasHapusAlfatihan
Selangor